Kamis, 03 Mei 2012

Cembengan, Ritual Unik di Pabrik Gula Tasikmadu

Ritual Cembengan di Pabrik Gula Tasikmadu, Karanganyar, Jateng, Kamis (3/5). Ritual ini mengawali rangkaian Selamatan Giling Tebu sebagai tanda dimulainya Musim Giling 2012
Ritual Cembengan, mulanya merupakan tradisi  ziarah pekerja Tionghoa yang disebut Cing Bing. Ritual ini dilakukan di Pabrik Gula Tasikmadu, warisan Mangkunegaran IV. Ritual Cembengan dilakukan secara turun-temurun. Masyarakat lokal menyebut tradisi ini Cing Bing-an, yang kemudian populer dengan sebutan Cembengan, karena kata Cing Bing-an sulit dilafalkan. Ritual ini merupakan pernikahan tebu laki-laki dan perempuan. Pengantin tebu ini sebelum dinikahkan diarak keliling sekitar pabrik gula.
Tebu yang dinikahkan juga diberi nama sebagai simbol sesuai jenis kelaminnya. Tebu yang berwarna hitam, bernama Bagus Joko Seger, sebagai simbol laki – laki, sedangkan tebu yang berwarna kuning bernama Roro Ayu Radhit Manis sebagai simbol perempuan. “Pemberian nama tebu dan menikahkan tebu tersebut mengandung makna akan terbentuk keluarga yang damai sejahtera. Makna lebih jauhnya adalah bentuk kerjasama yang baik antara perusahaan dan petani tebu,” jelas Suparno, sinter kebun Pabrik Gula Tasikmadu saat ditemui di Pabrik Gula, Kamis (3/5).
Pada arak – arakan ini disertakan pula berbagai macam sesaji, seperti kepala kerbau, gagar mayang (bunga pohon tebu), kembang telon (tiga jenis bunga), joli (terbuat dari bambu kertas hias), berbagai jenis bubur, tumpeng, dan hasil bumi. Sesaji ini merupakan simbol kekuatan untuk menolak bencana atau bala. Selesai diarak, dilakukan pembacaan doa, kemudian aneka sesaji diletakkan disejumlah tempat didalam pabrik terutama di deretan mesin giling.
Suparno menambahkan, nilai utama dari Ritual Cembengan untuk memohon kelancaran dalam penggilingan tebu. Rencananya tebu yang harus digiling pada tahun ini sebanyak 4.300.000 kwintal. “Nilai utama acara ini untuk berdoa bersama, agar giling tebu tahun 2012 ini  bisa berjalan lancar dan sukses, sehigga rencana target penggilingan tebu yang telah kita rancang dapat tercapai, “ jelanya.," kata Suparno.
Ritual unik ini menarik minat banyak warga untuk melihatnya, seperti Alex (37) warga asal Jakarta yang baru menetap setahun di Karanganyar. Begitu penasarannya, Alex bahkan sudah ada di lingkungan pabrik sejak siang. Menyaksikan bersama keluarga, ia mengaku terkesan dengan tradisi itu. “Sungguh unik. Saya baru dengar ada tradisi semacam ini di Karanganyar,” kata Alex.
Tahun ini, Ritual Cembengan menggunakan satu kepala kerbau untuk acara selamatan, berbeda dengan tahun 2011 lalu yang menggunakan tiga kepala kerbau. Penggunaan kepala kerbau dalam ritual ini hanya adalah sebagai sesaji untuk memohon keselamatan dalam proses penggilingan tebu. Hal ini merupakan tradisi yg wajib berjalan sejak Kanjeng Gusti Mangkunegara IV sebagai pendiri Pabrik Gula Tasikmadu yang saat itu juga menggunakan kepala kerbau. "Untuk Pabrik Gula Tasikmadu ini tradisinya masih kuat sekali. Jadi, sebagai anak muda, kita harus melanjutkan yang sudah menjadi tradisi," tambah Suparno. (Erlita Kusumaningtyas)

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More