Sabtu, 12 Mei 2012

Tarian Karno Tanding Semarakkan Mangkunegaran Perfoming Art 2012

Tarian Beksan Karno Tanding yang diperagakan oleh sejumlah penari dari sanggar tari Soerya Soemirat dalam Mangkunegaran Perfoming Art 2012, menceritakan kisah Mahabarata episode perang tanding antara Arjuna dari Pandawa dan Senopati Karno dari Kurawa, Sabtu (12/5).
Dua kesatria berwajah tampan berlaga di medan perang, saling berhadap-hadapan dengan memegang senjata andalan masing-masing. Perang ini terjadi antara Karna dengan Arjuna, hingga akhirnya Karna gugur di medan perang. Inilah sedikit gambaran Beksan Karno Tanding yang ditampilkan dalam Mangkunegaran Perfoming Art 2012 hari kedua, Sabtu (12/5) malam di Pendapa Ageng Pura Mengkunegaran. 

Mangkunegaran Perfoming Art merupakan acara yang rutin digelar setahun sekali sejak tahun 2009. Mangkunegaran Perfoming Art  2012 diselenggarakan selama dua hari berturut- turut 11-12 Meri 2012 yang dimeriahkan oleh 206 penari dengan 11 macam tarian. “Semua tarian yang ditampilkan dalam Mangkunegaran Perfoming Art merupakan tarian klasik Jawa dan kontemporer yang berakar dari kesenian dan budaya tradisi Mangkunegaran,” ungkap Herwanto Kusumo salah satu pengageng ngarso budaya saat ditemui Sabtu (12/5) malam. 

Keberadaan tarian atau beksan dalam budaya Jawa hampir tidak dapat dilepaskan. Tarian yang ditampilkan dalam Mangkunegaran Perfoming Art tahun ini diantaranya Beksan Gambyong Retno Kusumo, Beksan Golek Montro, Beksan Wireng Bandabaya, Beksan Srikandi Larasati, Beksan Wiropratomo, dan Beksan Puspito Retno.

Herwanto mengatakan, Mangkunegaran Perfoming Art digagas oleh Pemerintah Kota Solo yang dipimpin Joko Widodo utuk mengangkat kesenian Mangkunegaran. “Pertunjukan ini sendiri mengangkat apa yang sudah ada dalam Mangkunegaran seperti adat istiadat, karawitan, tembang serta bermanfaat untuk menggali tari- tari yang sudah lama agar dapat dikenal lagi oleh masyarakat luas khususnya tari Beksan Karno Tanding,” katanya.

Beksan (tarian Jawa-red) pada awal kemunculannya selain digunakan untuk acara ritual juga sebagai bahasa non-verbal untuk sebuah pesan cerita. Beksan Karno Tanding sebenarnya sebagai pelengkap ritual agama Hindhu, tarian ini juga merupakan hiburan yang mengambil cerita dari kisah Mahabarata.

Herwanto mengatakan pertunjukan ini diselenggarakan untuk melestarikan budaya bangsa yang sekarang ini hampir bergeser oleh budaya barat. Untuk tetap mempertahannya harus dilestarikan misal salah satunya dengan sering mengadakan pertunjukan tari setiap setahun sekali. Seperti tari Beksan Karno Tanding ini yang diambil dari Kisah Mahabarata untuk lebih memeperkenalkan sejarah perkembangannya pada zaman dahulu agar para generasi muda. (Ridha Karunia)

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More